Resensi Novel Layar Terkembang
1. Identitas Buku
- Judul Buku Resensi : Layar Terkembang
- Genre : Roman
- Penerbit : Jakarta, Balai Pustaka
- Penulis : Sutan Takdir Alisjahbana
- Tahun terbit : 1936
- Jumlah Halaman : 202 hlm
- Nomor Edisi Terbit : ISBN 979-407-065-3
2. Sinopsis
Kisah ini dimulai ketika mereka bertiga bertemu saat melihat-lihat aquarium di pasar ikan. Tuti, Maria, dan Yusuf, seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta menjadi lebih akrab setelah pertemuan tak disengaja itu. Seiring berjalannya waktu, Yusuf dan Maria memiliki perasaan yang lebih mendalam. Disaat Maria dan Yusuf menjalin percintaan yang manis, Tuti, kakak dari Maria disibukkan dengan kegiatannya sendiri. Ia aktif dengan Kongres Putri Sedar. Berbeda dengan Maria yang lebih lincah dan periang, Tuti lebih sering serius dan pendiam. Akan tetapi Tuti juga ingin merasakan cinta. Ingatlah ia pada supomo teman sejawatnya. Pernah Supomo mengirimkan surat padanya, tapi ditolak juga olehnya karena Supomo bukan lelaki idamannya.Sementara itu, mendadak Maria terkena demam Malaria, Tuti menjaganya dengan sabar. Meski begitu, Maria sakit bertambah parah. Kata dokter ia mengidap TBC dan harus dilarikan ke rumah sakit. Perawatan Maria berjalan sebulan lamanya. Tetapi keadaannya malah kian memburuk. Maria sudah pasrah menerima kenyataan.
Pada suatu kesempatan, disaat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah Ratna dan Saleh di Sindanglaya, disitulah mata Tuti mulai terbuka dalam memandang kehidupan di pedesaan. . Kehidupan suami-istri yang melewati hari-harinya dengan bercocok tanam itu, ternyata juga mampu membimbing masyarakat disekitarnya menjadi sadar akan pentingnya pendidikan. Keadaan tersebut benar-benar telah menggugah alam pikiran Tuti.
Hubungan Tuti dan Yusuf semakin akrab. Sebaliknya, keadaan Maria makin memprihatinkan. Dokter pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kemudian, setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria menghembuskan napas terakhirnya. Lalu, sesuai dengan pesan tersebut, Yusuf dan Tuti akhirnya tidak dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta keduanya memang sudah tumbuh bersemi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar