Resensi Novel “Tidak Pernah Ada Kita"
Judul Buku : Tidak Pernah Ada Kita
Jenis Buku : Novel Remaja
Penulis : Dwitasari
Penerbit : Penerbit Bentang Belia
Tahun terbit : Januari 2018, cetakan pertama
Jumlah
Halaman : 162
SINOPSIS
Aku begitu berharap terlalu tinggi, pada hadirmu di sini. Namun, semakin aku mencintai, semakin aku menyadari, aku hanyalah teman yang kamu cari ketika kamu merasa sepi.
Kamu menggantungkan kejelasan status hubungan kita. Aku sering bertanya, adakah cinta? Kamu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Jika tak ada cinta, lalu mengapa kamu memintaku kembali, setiap kali aku memutuskan pergi? Lalu mengapa tidak kamu sudahi, jika hadirku tidak penting lagi?
Aku menatap matamu, dengan sisa-sisa air mataku. Aku dan kamu tidak akan pernah jadi kita. Meskipun aku sungguh cinta, belum tentu kamu juga.
Aku begitu berharap terlalu tinggi, pada hadirmu di sini. Namun, semakin aku mencintai, semakin aku menyadari, aku hanyalah teman yang kamu cari ketika kamu merasa sepi.
Kamu menggantungkan kejelasan status hubungan kita. Aku sering bertanya, adakah cinta? Kamu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Jika tak ada cinta, lalu mengapa kamu memintaku kembali, setiap kali aku memutuskan pergi? Lalu mengapa tidak kamu sudahi, jika hadirku tidak penting lagi?
Aku menatap matamu, dengan sisa-sisa air mataku. Aku dan kamu tidak akan pernah jadi kita. Meskipun aku sungguh cinta, belum tentu kamu juga.
Novel ini
menceritakan tentang seorang laki-laki yang menggantungkan status hubungannya
dikarenakan dia trauma karena pernah ditinggal oleh pacarnya dulu ketika ia
sedang sayang-sayangnya. Berawal dari Bella, seorang penulis yang mempunyai
ketertarikan dengan dunia sepak bola indonesia. Pada awalnya dia hanya bisa
menonton sepak bola di televisi. Hingga kemudian sahabatnya, Aga memintakan izin dari ayah
Bella supaya Bella diperbolehkan menonton sepak bola langsung di stadion. Meskipun Aga hanya menjadi
tukang antar jemput Bella karena Aga tidak
pernah tertarik dengan sepak bola Indonesia. Dari menonton di stadion itulah
awal pertemuan Bella dengan Cyrus. Pada awalnya Bella tertarik pada permainan
sepak bola Cyrus. Setelah pertandingan berakhir,
Bella berlari menunggu di dekat bus para
pemain. Bella memberanikan diri meminta foto dengan Cyrus. Lalu mereka pun berkenalan.
Cyrus kemudian meminta nomor handphone Bella. Dari
situlah Bella dan Cyrus menjadi sering bertemu dan
berbincang. Jika Bella rindu bertemu Cyrus, dia akan datang
ke lapangan tempat Cyrus latihan. Selesai Cyrus latihan, mereka berbaring di atas rumput lapangan sambil memandangi pesawat yang take off. Mereka selalu melakukan hal yang seperti orang pacaran
lakukan. Akan tetapi setiap Bella menanyakan kejelasan status hubungan mereka berdua, Cyrus tidak pernah mau
menjawabnya. Pernah sesekali Cyrus menjawab, tetapi
dia hanya menjawab jika status mereka hanyalah sekedar sahabat saja. Selanjutnya setelah Bella menanyakan hal itu, Cyrus akan menghilang begitu saja tanpa kabar. Meski begitu, mereka akan selalu merindukan satu sama lain.
Dan pada akhirnya mereka akan memutuskan untuk bertemu lagi. Setiap hari selalu
berlangsung seperti itu.
Hingga pada
akhirnya, Cyrus bosan ditanya tentang status mereka. Akhirnya Cyrus berkata
bahwa dia akan menikah dengan perempuan lain bernama Mega. Itu membuat Bella
sangat putus asa. Bella tidak tahu bahwa Mega sebenarnya adalah kakak kandung
Cyrus. Akhirnya Bella pun meninggalkan Cyrus. Mereka benar-benar
tidak pernah bertemu. Bella juga memutuskan untuk mengahapus nomor handphone Cyrus dan mulai lebih fokus pada
pekerjaannya, meskipun itu sangat sulit untuknya. Bella menceritakan kisahnya tersebut
dalam bentuk novel yang ia tulis. Lalu novel itu ia
kirimkan kepada Cyrus. Tetapi Cyrus tidak mampu membacanya karena sebenarnya ia
masih mempunyai perasaan kepada Bella. Sebenarnya Cyrus masih takut untuk memulai hubungan dengan seseorang. Dan alasan
mengapa Cyrus meminta no hp adalah karena Cyrus ingin membalas dendam
kepada cewek-cewek yang meninggalkannya. Meskipun sebenarnya cara yang Cyrus
lakukan salah. Tapi, beda dengan Bella. Bella adalah perempuan yang benar-benar
Cyrus sayang.
Akhirnya, Cyrus memberikan
novel itu kepada Mega, kakaknya. Setelah Mega
membaca, Mega tahu bahwa Bella benar-benar serius memiliki perasaan kepada adiknya.
Mega memaksa Cyrus untuk membaca novel itu. Mega juga berusaha menemui Bella dan
menjelaskan apa yang sebenarnya Cyrus
rasakan. Bahwa Cyrus juga menyimpan rasa kepada Bella, hanya saja Cyrus masih
trauma dengan kisah cintanya yang dulu. Mega tahu iu karena dia telah
bersama dengan Cyrus selama 23 tahun. Mendengar hal itu, Bella tahu dan sadar
bahwa ternyata Mega bukanlah calon istri Cyrus. Kemudian dari situlah akhirnya mereka bekedua mengetahui
perasaan masing-masing. Kemudian mereka bertemu di tempat biasa mereka bertemu.
Pada akhirnya, Cyrus dan Bella bisa kembali bersatu dan menyatakan
perasaannya masing-masing.
UNSUR
INTRINSIK
1.
Tema
: Percintaan
2. Tokoh :
·
Bella (seorang penulis yang sangat
tertarik dengan dunia sepak bola Indonesia. Dia juga sangat mengidolakan pesepak
bola Bambang Pamungkas)
·
Cyrus
(seorang pemain bola yang trauma akan jatuh cinta dan lebih mementingkan karirnya
daripada orang yang disayanginya dan memiliki trauma di masa lalunya)
·
Aga
(sahabat baik Bella yang selalu setia mengantarnya menonton di stadion)
·
Mega (kakak kandung dari Cyrus
dan dia juga
sangat perhatian
dengan adiknya)
3. Alur : Progresif
4. Setting : Tempat (lapangan, stadion);
waktu (malam hari); suasana (Haru, sedih)
5. Point of view :
sudut pandang orang pertama-sebagai pelaku utama
6. Gaya bahasa :
Dalam bercerita penulis menggunakan bahasa baku bahkan puitis, sedangkan dalam
dialog menggunakan bahasa sehari-hari.
7.
Amanat
: Jangan menilai orang hanya dari
satu sudut pandang saja.
KEUNGGULAN
Penulis
menghadirkan cerita yang ringan, dengan konflik yang tidak berlebihan, tetapi
juga bertemakan kisah cinta antara dua orang remaja yang menginjak dewasa. Penulis
sengaja membuat karakter Cyrus sebagai karakter cowok yang agak sulit ditebak.
Selain itu juga penulis membuat karakter Bella sebagai cewek yang beda dengan
kebanyakan cewek lain yaitu Bella sebagai fans berat Bambang Pamungkas.
Dalam
menulis cerita penulis banyak sekali menggunakan kata-kata puitis. Setiap akan
memulai bab baru, penulis juga memberikan 3 halaman yang berisi tentang
perasaan si tokoh utama yang dibungkus dalam bahasa yang sangat puitis.
Penulis
menggunakan bahasa yang ringan dan sesuai dengan perkembangkan jaman, sehingga
membuat cerita terkesan nyata dan benar-benar terjadi. Di dalam novel ini juga
dibubuhi dengan gambar-gambar epik yang membuat pembaca tidak merasa bosan.
KELEMAHAN
Kelemahan utama dari novel ini
adalah adanya konflik yang itu-itu saja. Bahkan bisa dikatakan dalam novel ini
hanya ada satu konflik saja. Tentu saja ini membuat pembaca sedikit merasa
bosan ketika membaca.
Karakter dari para tokoh yang
dibuat kurang jelas. Dari semua tokoh, karakter yang paling jelas dan kuat
hanya Bella dan Cyrus saja. Sedangkan tokoh yang lainnya kurang kuat
karakternya. Kekurangan yang lain yaitu seolah-olah penulis tidak menjelaskan
waktu yang jelas.
Novel ini terlalu banyak
menceritakan kesedihan yang dialami Bella. Penyelesaian konflik juga
seolah-olah bukan berasal dari kedua belah pihak tetapi usaha dari tokoh lain.
Alur cerita dari setiap satu bab ke bab selanjutnya juga terlalu monoton.
Cerita tidak dibumbui dengan kejutan-kejutan. Dan endingnya pun mudah ditebak.
KESIMPULAN
Novel ini berisikan seorang
perempuan yang meminta kejelasan status hubungan kepada seorang laki-laki. Ini
merupakan permasalahan kehidupan
cinta remaja sekarang. Jadi Novel ini cocok bagi seorang remaja zaman
sekarang
yang sedang bingung dengan kegalauan kisah cintanya. Sebuah novel yang mudah
dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana tetapi juga puitis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar